Jumat, 15 Oktober 2010

Mafia II (Xbox 360)

Beberapa saat yg lalu saya sempat berfikir bahwa game Mafia II pasti membosankan dan sama dengan game2 sandbox lainnya seperti GTA. Setelah iseng-iseng beli di kaskus, wah ternyata addicting jg, ceritanya seperti di film2 mafia, emosinya dpt banget.



Mafia pertama versi PC



Mafia dgn grafik dan gamplay yg lebih canggih 2010


Rabu, 18 Februari 2009

ROADRUNNER UNITED: THE CONCERT


Lagi iseng-iseng jalan-jalan ke mall Ambassador eh nemu DVD mantab kaya gini. RoadRunner United The Concert, mana cuma satu-satunya lg di sana. Isinya ada 2 DVD, yang pertama isinya dokumenter tentang behind the scene, review dan konsep setiap lagu yang ada di konser itu, Corey Taylor disitu terlihat seperti anak muda yang stylish (baru kali ini gw ngeliat dia kaya gitu..hhe). Ada beberapa hal yang unik di konser itu, salah satunya saat Brian Fair vokalis Shadows Fall yang waktu itu membawakan lagu Soulfly's "Eye For An Eye" dia sampai terjatuh dua kali, yang pertama saat lagu baru dimulai dia jatuh telentang sambil bernayanyi dan yang ke dua dia jatuh dari panggung ke bawah tempat penonton..hha, karena dia sempat mabok dulu sebelum naik ke pentas, pada awalnya dia merasa tidak sanggup untuk perform saat itu tapi mau gimana lagi, the show must go on. 

PREVIEW

August Rush (2007)

August Rush, film darama musikal yang dibintangi oleh si cantik Keri Russell. Berkisah tentang Evan Taylor (Freddie Highmore), bocah 12 tahun yang hidup di sebuah panti asuhan. Sejak lahir ia tidak tahu siapa kedua orang tuanya. namun ia selalu yakin bahwa kedua orang tuanya suatu saat akan menjemputnya. Dalam bahasa Evan “mungkin saja mereka tengah tersesat”.

Jika Jean-Baptiste Grenouille, tokoh utama dalam novel dan film Perfume karangan Patrick Suskind memiliki indra yang sangat tajam dalam membaui aroma apapun, maka Evan Taylor memiliki indra yang luar biasa dalam mendengarkan nada-nada, irama dan suara-suara yang didengarnya dan mengkomposisikannya menjadi sebua musik yang memikat. Yup. Mungkin hal ini karena bakat keturunan yang diwarisi dari kedua orang tuanya.

Kedua orang tua Evan adalah Lyla Novacek (Keri Russel), seorang pemain celo muda nan cantik jelita dan Louis (Jonathan Rhys Meyers), gitaris dan penyanyi band muda berbakat dan kharismatik keturunan Irlandia. Keduanya bertemu pada suatu malam saat Lyla telah selesai menggelar konser dan berjalan-jalan di sekitar Washington Square, New York. Satu malam itulah yang mengubah segalanya. Keduanya pun ngobrol dan saling berbagi kecintaan tentang musik dan berakhir dengan “kimpoi” di atap sebuah gedung malam itu juga.

Lyla hamil akibat buah cinta semalamnya dengan Louis. Saat usia kandungan Lyla mendekati kelahiran, Lyla mengalami kecelakaan. Ayah Lyla memanfaatkan momen ini untuk memisahkan Lyla dengan ‘anak haram’ nya, karena ia tak ingin karier bermusik anaknya hancur karenanya. Ia mengatakan kepada Lyla bahwa bayinya lahir dalam keadaan meninggal, padahal sebenarnya bayi tersebut diserahkan ke panti asuhan. Bayi itu tumbuh besar menjadi Evan.

Didorong oleh keinginannya untuk mencari kedua orang tuanya, Evan lari dari panti asuhan. Dengan mengikuti irama dan suara-suara yan g didengarnya, ia melangkahkan kakinya ke New York. Bisa ditebak, selanjutnya adalah perjalanan Evan yang penuh dengan kebetulan. Mulanya ia bertemu dengan Arthur, seorang pengamen jalanan. Dari Arthur, Evan bertemu dengan Wizard (Robin William) seorang musisi jalanan yang menampung para pengamen jalanan. Wizard yang mengetahui bakat bermusik yang luar biasa dari Evan bertekad menjadikan Evan seorang musisi, dan mengganti nama Evan Taylor dengan nama August Rush.

Menjelang sekaratnya, ayah Lyla mengungkapkan rahasia tentang anaknya. Lyla terkejut dan mulai mencari anak yang tak pernah diketahui keberadaannya tersebut. Sementara itu, Louis, selalu teringat akan Lyla dan berusaha menemuinya. Selanjutnya mudah ditebak. Tiga alur sungai yang menuju ke satu muara yang sama.

Tidak bisa dipungkiri, film ini masih berkisah dalam kerangka dongeng: anak terbuang yang mencari kedua orang tuanya dengan bantuan bakat yang dimilikinya. Seperti dongeng Cinde Laras dengan Ayam Hutannya. Namun nuansa musikal sebagai pengganti minimnya dialog panjang yang membosankan, menjadi nilai tambah. kita akan disuguhi komposisi suara-suara yang sebenarnya seringkali kita dengar namun tidak kita sadari, seperti dentuman suara bola basket, suara klakson mobil, gemerincing koin, kepakan sayap burung, desir angin dlsb.

Overall film ini sangat  bagus untuk di tonton bersama keluarga. Ceritanya memang agak klise tetapi aransemennya yang membuat saya tersentuh.

You know what music is? God’s little reminder that there’s something else besides us in this universe; harmonic connection between all living beings, every where, even the stars.-Wizard

The music is all around you, all you have to do is listen. -August Rush

TRAILER:

Selasa, 17 Februari 2009

Cannibal Corpse - Evisceration Plague (2009)


Ini adalah salah satu band favorite saya, Cannibal Corpse. Evisceration Plague adalah album ke sebelas dari band Cannibal Corpse. Album tersebut di produksi di Mana Recording Studios oleh gitaris Hate Eternal yaitu Erik Rutan. Evisceration Plague memnempati urutan ke 66 pada Billboard 200 dengan 9,571 cd telah terjual.

Di album ini Cannibal Corpse tetap mempertahankan karakter mereka seperti album-album mereka terdahulu, berat dan cepat dengan beat drum "blast" ciri khas Brutal Death Metal dan riff-riff yang super cepat. Menurut saya di album ini tidak terlihat perubahan musik mereka dan hanya ada eksperimen sound distorsi lead gitar dengan warna berbeda. Tetapi ada yang kurang disini, yaitu senar drum nya, terdengar tipis dan seperti drum digital, tetapi setelah saya dengarkan seksama dr ride cymbal dan permainan drum memang itu permainan drum alami oleh manusia, terlihat dari velocity dan temponya. Untuk lirik masih berkualitas, tetpa mempertahankan kebrutalan, penyiksaan dan pembantaian.

Track Listing: 
1. "Priests of Sodom" 3:31
2. "Scalding Hail" Rob Barrett, Paul Mazurkiewicz 1:46
3. "To Decompose" Mazurkiewicz, Pat O'Brien 3:03
4. "A Cauldron of Hate" 4:59
5. "Beheading and Burning" 2:15
6. "Evidence in the Furnace" 2:48
7. "Carnivorous Swarm" Mazurkiewicz, O'Brien 3:36
8. "Evisceration Plague" 4:30
9. "Shatter Their Bones" Barrett 3:35
10. "Carrion Sculpted Entity" Mazurkiewicz 2:33
11. "Unnatural" 2:22
12. "Skewered from Ear to Eye" 3:49
13. "Skull Fragment Armor" (special edition bonus track) 2:10
14. "Pus explosion" (Japanese edition bonus track)  2:57

Personil:
George "Corpsegrinder" Fisher – vocals
Pat O'Brien – guitar
Rob Barrett – guitar
Alex Webster – bass
Paul Mazurkiewicz – drums
Erik Rutan – producer, lead guitar on "Unnatural"

PREVIEW

Sabtu, 14 Februari 2009


Film ini menceritakan seorang wanita bernama Laura yang sangat bahagia menyambut kehamilannya. Setelah bertemu seorang wanita yang dikiranya meninggalkan anaknya (ternyata itu adalah sebuah boneka) dan pindah ke rumah yang sunyi dan terpencil ternyata dia mengalami hal yang jauh berbeda dengan apa yang diharapkannya.

Rumah tersebut ternyata bermasalah dengan tikus. Bermaksud meracuni tikus, ternyata ia malah tanpa sengaja meracuni anjingnya. Mungkin karena perasaan-perasaan bersalah itulah, dia mengalami post partum psychosis (sindrom depresi pasca melahirkan). Suami yang sibuk bekerja dan rumah yang terpencil, membuat dia tak bisa menghilangkan perasaan cemas dan gelisahnya.

Dia selalu merasa dihantui oleh boneka yang ditemukannya dan tikus-tikus yang ada di rumahnya. Apalagi setelah ia membaca sebuah buku sihir yang ia beli, ia semakin meyakini bahwa semua itu adalah kutukan untuknya.

Hingga cerita diakhiri dengan ia membunuh anaknya sendiri yang dikiranya adalah boneka!

Overall: film ini manjadi istimewa karena jalan ceritanya yang membuat penonton bertanya-tanya sebenarnya apa sih yang terjadi? ada pembunuh? ada hantu? atau tokoh utamanya berhalusinasi?

TRAILER